Ceritera Traveling

Selasa, 06 Desember 2011

Meraba-raba di Bangkok


Salah satu ikon patung di Thailand (Yang atas, bawa pentungan)
Bangkok pukul 21.20 WIB. Tidak ada kenalan, tidak ada jemputan, tak ada tourguide. Hanya peta penginapan di tangan. Hufh, malam-malam di kota antah berantah dengan orang asing, bahasa berbeda, dan aksara lain. Sendirian!
Pesawat yang kutumpangi terbang dari terminal 3 Soetta pukul 16.52 WIB, terjadwal pukul 16.45 WIB. Padahal hanya telat 7 menit, tetapi awak kabin meminta maaf sampai dua kali (satu pakai bahasa Indonesia, satu pakai bahasa Inggris) *ya iya lah*. Tapi setidaknya bandingkan deh dengan maskapai domestik, telat 1 jam saja belum tentu kata maaf terlontar dari bibir kru pesawat.
Tiga jam penerbangan, sampai di bandara Suvarnabhumi. Bandara yang sangat besar dan modern  (jangan bandingkan dengan Soetta kalau gak pengen minder), berbentuk seperti silinder. Ketika masuk bandara aku mulai tenang. Semua papan petunjuk memakai dua aksara, Latin dan Thai, itupun jarak antar papan petunjuk sangat dekat, gak heran begitu ramai papan bergelantungan.
Kucari stasiun City Line, moda angkutan dari bandara menuju kota Bangkok. Cukup lihat papan petunjuk, serta tanda panah. Stasiun itu di Lantai B1. Turun sekitar 4 eskalator dari terminal kedatangan di Lantai 2. Sampai di stasiun, mesin untuk membeli tiket hanya menerima uang koin. Namun kalau tidak membawa uang koin jangan khawatir, ada penukaran uang koin di dekat mesin itu, sekalian menjual tiket manual juga sih. Berbeda dengan MRT singapore yang memang menerima uang kertas juga, tapi maksimal 10 dollar singapore, itupun tak ada penukaran uang di dekat stasiun, jadi siap2 kebingungan kalau tidak membawa pecahan uang $10 kebawah. Apalagi tulisan “Maximum $10”-nya kecil di mesin tiketnya.
Mesin untuk membeli tiket Sky Train. Simpel dan cepat.
 “Phaya Thai, please.” Kataku.
“How many persons?” Tanya si penjaga dengan aksen Thai yang kental.
“One.” kataku sambil menyodorkan uang 1.000 baht ( 1 baht = Rp.300). Harga tiket Suvarnabhumi- Phaya Thai 45 Baht (Rp.13.500)
“Where are you from?”Tanya si penjaga loket sambil menghitung uang kembalian.
“Indonesia.” Jawabku enteng.
“Ohh..Sea Games!!” Teriak si penjaga sampai orang-orang menoleh ke arahku. Sumpah ini pertama kali aku speechless di Thailand, mengingat tim bulu tangkis mereka tadi siang dikalahkan oleh tim Indonesia.

Melihat aku bengong, si penjaga segera menyodorkan uang kembalian beserta tiket berbentuk bulat.
“Welcome in Bangkok, Good Luck,” katanya seraya tersenyum.
Hufh, lega banget. Tiket bulat sudah kupegang, kutempelkan di pintu bersensor, dan…jreng jreng! terbuka deh. (aselinya cuma kayak pintu masuk ke halte busway doang sih!).
Stasiun Sky Train. Lumayan adem dan tidak desak-desakan. 11-12 lah sama Gambir. :p
Phaya Thai adalah stasiun terakhir dari rute City Line dari bandara. Petunjuk di dalam kereta juga sangat jelas: Pemberitahuan lewat suara, Monitot televisi, dan lampu-lampu petunjuk rute. Turun dari stasiun City Line Phaya Thai, keluar dan berjalan sekitar 2 menit menuju stasiun Sky Train Phaya Thai. Beli tiket di mesin dengan uang koin (ada loket penukaran koin juga). Harga tiket Phaya Thai- Sala Daeng 25 baht (Rp.7.500).  Ada interchange (ganti kereta) di stasiun Siam.
“Excuse me, is it platform to Sala Daeng?” Tanyaku pada mas-mas penjaga stasiun.
“Yes. Where are you from?” Jawabnya ramah.
“Indonesia.”
“Oh, We have the same,” Katanya sambil menunjuk lengannya yang berotot.
*Asyek*
“Our skin,” Imbuhnya.
*Owh, skin maksudnya tho mas. Kirain.*
Sampai di Sala Daeng, keluar di Exit 1, begitu turun langsung disambut KFC di jalan Silom. Hostel tujuanku di Jalan Silom 8.
Sepanjang jalan banyak penjual di trotoar, namun cukup bersih dan rapi. Dari penjual baju, souvenir, makanan, sampai dildo dan DVD Porno. Semua digelar kayak jualan kacang goreng. Gamblang dan nyata. Lewat sebuah gang, Namanya Patpong. Busyet, ramai gila. Nama-nama lapak di situ juga serem-serem , e.g: Super Pussy!(akan dibahas di artikel berikutnya).
Jalan Patpong. Kawasan Merah Bangkok yang amat termasyur. :)
Lewat di gang setelah The Bangkok Christian Hospital, kutanya seseorang di pinggir gang.
“Excuse me, where is Silom 8?”
“Oh..Tuk-Tuk,” Panggil mas-mas itu ke temannya.
“No, I just want to talk, eh I just want to walk,” jawabku belibet.
“Now You are on Silom 6,  just go straight, you will find it. It takes 30 minutes.” katanya dengan suara pelan.
“It is okay.” jawabku.
“Oh, where are you from?”
“Indonesia.”
“Oh Sea games. Thailand Lose with you,” katanya dengan nada sendu.
*ingin kutepuk pundak mas-mas itu dan bilang “sabar ya mas”, tapi kulirik di dekatnya ada supir Tuk-Tuk*
“Oh, I think Thailand has good athletes,” kataku agak menghibur.
“Oh no! Simon (Simon Santoso-red) is good,” katanya lagi.
“Hmm…Porntip is good too,” kataku nyari aman.
*Ini pembicaraan terlalu jauh gak sih, untuk ukuran baru ketemu di jalan?*
Akhirnya aku jalan meninggalkan mas-mas frustasi itu. Eh, paling 2 menit jalan sudah sampai. Kenapa harus pakai Tuk-Tuk (akan diceritakan selanjutnya tentang angkutan khas Thailand ini).
Sampailah aku di hostel tujuan. Hostel yang cukup nyaman, 300 baht/night (Rp. 90.000) dengan fasilitas AC, air hangat/dingin,dan free coffee. Tapi ya itu, sekamar diisi 2 orang dan tidak saling mengenal.
Malam ini aku sampai pukul 22.30 (Tak ada perbedaan waktu antara WIB dengan Bangkok) sepuluh menit lebih lambat dari estimasi. Sekitar pukul 00.30 roommate-ku masuk. Sesosok bule berbadan 2 kali dari tubuh mungilku. Namanya Phillip, dari Australia. Setelah ngobrol seperlunya, aku lanjut tidur. Oh iya, roommate hostel biasanya tidak dipisahkan antara cewek sama cowok. Malam berikutnya aku malah tidur dengan cewek. ssstt…
Jadi kalau naik City Line+Sky Train dari bandara ke penginapan menguras 70 baht (Rp.21.000), kalau naik taxi cuma : charge THB 250-300 +Express way THB 70 +Taxi registration fee THB 50 = THB 370 (Rp.110.000). Hayoo pilih mana??

2 komentar:

  1. sunting dlu note'a,,,,, tu negara gag ad di dunia "indoensia",, ntar di gebukin org skmpung loe,,, hihihihihihi

    BalasHapus
  2. akhrnya ngepos jg y0n pake hape.

    jadi gitu doang yon obrolan bulutangkisny?kecewalah. ~ahahaha~

    eh.kalo disana ada dvd bajakan film indonesia g?kan di kita lg booming thai m0vie.suckseed hell yeah!

    BalasHapus