Ceritera Traveling

Selasa, 13 Desember 2011

Pattaya, The City of “Angels”


Hari rabu, saatnya menikmati “hot”-nya Pattaya. Sebuah kota berjarak sekitar 140km dari Bangkok. Kota yang dekat dengan pantai di Thailand. Dapat ditempuh selama 2 jam dengan bus. *teorinya sih gitu*
Kalau Bangkok berslogan “The City of Life”, maka Pattaya “The City of Angels”. Berdasarkan analisis cetekku sih, mudah saja. Ada yang tahu jenis kelamin angel? Nah, terjawab sudah kenapa slogan Pattaya begitu. *Analisis asal jeplak*
Bersama "angels" Pattaya
Pukul 11.00 kami menuju Eastern Bus terminal di dekat Stasiun Ekkamai. Sebelum naik bus, aku kebelet pengen ke toilet, aku bertanya ke sopirnya dimana toilet terdekat.
“There,” katanya nunjuk tembok pagar. Enak saja, memang aku cowok apaan.
            “Ah lega,” kataku.
“Diamana toiletnya?” Tanya temanku.
“Noh, di tembok pagar,” jawabku.
Bus yang kami tumpangi lumayan besar dan panjang. AC-nya juga hidup dengan musik pengiring berbahasa Thai sepanjang perjalanan dengan hiburan di Tivi semacam Ludruk mirip OVJ. Harga tiket THB 200 (Rp60.000). Bus sering berhenti untuk mengangkut penumpang di pinggir jalan. Bahkan kami harus berganti bus di Chonburi. Di kawasan ini bahkan papan petunjuk hanya aksara Thai.
Sepanjang perjalanan banyak terlihat pabrik, ruko, dan gedung-gedung kecil serta semak belukar. Sampai di Pattaya Pukul 15.30, berarti perjalanan kami selama 3,5 jam. Dengan muka suntuk kami turun di Pattaya City yang entah dimana itu. Kami segera mencari masjid untuk sholat ashar.
Masjid Jami' di Pattaya. Adem di tengah kegersangan :)
Di Pattaya banyak penduduk muslim, jadi masjid tidak terlalu sulit ditemukan. Bahkan di Pattaya City di sebelah SPBU Petronas ada masjid megah dan besar Darul Fallah. Juga banyak penjual makanan halal. Sore itu sholat ashar dengan jamaah hampir semua warga Melayu. Selesai ashar kami membeli jajanan SD di dekat masjid.
Di dekat Masjid ada travel agent yang bisa mengantar sampai ke Pattaya 2nd Road, Tempat Tiffany Show berada. Sebenarnya ada 2 opera yang terkenal di Pattaya, Alcazar dan Tiffany. Alcazar adalah opera yang “biasa” sedangkan Tiffany adalah opera “tidak biasa”. Tiffany adalah opera dimana pemainnya adalah transgender.
Temanku cewek yang dari Batam dan Malang ngotot memilih Tiffany Show, penasaran dengan cerita orang yang katanya transgender di situ Super geulis *kayak nama Girlband gak sih* Pokoknya intinya gitu. Kamipun menyewa angkot menuju Gedung Tiffany THB 100 (Rp30.000). Jangan bayangkan angkotnya seperti angkot di bogor. Angkot di Pattaya menyerupai pick-up beratap. Jadi angin sepoi-sepoi bisa membelai wajah penumpangnya yang lecek dengan lembut. Assoyy..
Travel agent ini menawarkan tiket Tiffany Show yang harganya di VIP seat di internet Rp.360.000 dengan THB 1.000 (Rp300.000). Dengan penawaran yang gigih dan pantang menyerah kami mendapatkan harga THB 925b ( Rp277.500). Tahu kenapa harga di Travel agent lebih murah? Karena si travel agent memiliki member card untuk membeli tiket dengan harga murah. Makanya harga yang dijual ke kami segitu.
Gedung Tiffany cukup besar dan megah. Gedung 2 lantai itu sepi ketika kami sampai sekitar pukul 16.30. Ternyata show kloter pertama dimulai pukul 16.30. Kami terpaksa menunggu kloter kedua pukul 18.00. Di sekitar gedung Tiffany banyak restaurant dan club. Bahkan ada spa bernama “Miyabi Spa”. *Wah, mbak itu sudah mulai wirausaha dan kembali ke jalan yang benar ya. Syukur lah*
Markas "Angels" dengan desain unik dan langit kelam
Sembari Menunggu waktu show, kami keliling melihat-lihat lapak-lapak aneka rupa. Ketika melihat toko oleh-oleh, ada souvenir yang sama persis dengan yang dibeli teman dari Malang di Pat Pong. Bedanya, di Pat Pong harganya setelah bertarung sengit adalah THB 100, sedangkan di situ Cuma THB 45! Ngenes gak tuh. Setelah masuk ke swalayan dan membeli aneka minuman Thailand, kami menuju gedung Tiffany. Sembari menunggu, calon penonton diberi welcome drink berupa minuman cola.
Dan show pun dimulai. Nomor seat kami ternyata tepat di depan panggung dijajaran terdepan! Hanya berjarak 2 meter dari panggung! Perfect! Kalau sampai pas si lakon ngomong dan air liurnya muncrat, dapat dipastikan korban tertular rabies pertama adalah kami!
"Duo Angels" yang lebih menyerupai demon dari seat depan.
Adegan dimulai dengan atraksi tari sekaligus narasi pembuka oleh waria sepuh diiringi 2 penari pria. Kemudian panggung dibuka tirai  belakang dan nampaklah mahluk-mahluk cantik menari kolosal dengan kostum tradisional Thailand. Begitu selesai langsung nongol 2 mahluk berbaju pink dengan dada super cembung diisi balon. Dengan genitnya mahluk ini turun panggung dan menyapa penonton *menyapa di sini bisa apa saja: ada yang dicolek, digosok pake balon itu, dikedipin, disalamin*. Dan penonton garis depan jadi korban, terutama yang cowo, jadi siap-siap dapat jackpot.*Tips untuk mencegah supaya tidak digoda adalah stay calm aja, kalau yang takut-takut justru menarik minat mereka*
Opera Lypsinc dengan tarian yang apik dan tata panggung serta lighting mumpuni sungguh tak membuat bosan. Dari tari modern sampai tari India ditampilkan dengan memukau. Ketika menari india, kostum india membuat pusar penarinya kemana-mana.
“Astaga, bagus banget perutnya. Astaga halus banget. Astaga cantik banget,” celoteh temanku yang dari Malang dengan tatapan mata iri tapi tidak dengki.
Yang paling berkesan ketika lima penari berkostum Girlband Korea tahu-tahu lari ke tengah membawa standing mic dan membentuk formasi melingkar. Dan Lagu “No Body - Wonder Girl” mengalun, mereka menari bak penyanyi asli dengan wajah lebih cantik. #eh
Tak terasa 1,5 jam waktu pertunjukkan telah berlalu. Acara ditutup dengan menampilkan semua lakon utama yang ternyata adalah jebolan finalis Miss Tiffany 2011.  Dengan kostum bak Queen, mereka melambai-lambaikan tangan kemudian berlari menuju luar gedung. Ternyata sesi poto-poto. Kami bebas berpoto dengan mereka dengan memberikan saweran. Ingat, maksimal sawer THB 100 (Rp30.000), bahkan THB 20 cukup. Jangan mau tergoda dengan suara cempreng mereka yang minta saweran lebih.
Karena travel ke Bangkok terakhir pukul 20.00, maka kami segera mencari angkot menuju Travel agent semula. Harga sewa angkot dari situ THB 150 (Rp45.000)/ber4 ke travel agent di dekat masjid tadi. Biar gak bingung nyebut nama tempatnya, maka kami meminta alamat travel agent menggunakan bahasa Thai. Pattaya adalah kota dengan bahasa Inggris payah dibandingkan Bangkok. Siap-siap jadi tarzan saja dah kalau ngomong.
Travel dari Pattaya-bangkok THB 97 (Rp29.100) dengan waktu tempuh 1,5 jam. Kondisi travel juga adem dan enak. Maka, untuk apa naik bus jika travel lebih baik. *gumamku menyesali keberangkatan tadi*. Pemberhentian terakhir di National Stadium dan langsung bertemu sky train. Jadi, apa hikmah perjalanan kali ini? Tak ada toilet, Dindingpun jadi!

9 komentar:

  1. lah, masjid darul falah mah masjid di deket rumahku.. :hammer

    BalasHapus
  2. tapi di depan masjid itu kaga ada penjual bakso favorit ane gan..

    #kecewa

    BalasHapus
  3. hihihi, photo ente yon yang ama angels itu...hihihi :p

    BalasHapus
  4. iye. ini poto satu2nya di bb ane..

    geli kalo deket2 mereka lama lama..

    hahahhaa...

    BalasHapus
  5. itu yg disebelah patung apa orang sih?

    BalasHapus
  6. Tono:
    arrghh..
    itu manekin ton..
    hahaha..

    BalasHapus
  7. dimana aja boleh mas hikmah dari perjalanan kali ni #wkwkwkwkwkwk

    BalasHapus
  8. Punya contact number travel agent nya ga.? Atau alamatnya? Thx

    BalasHapus