Tampak depan Dusit Zoo, |
Hari ini
terakhir aku di Bangkok. Nanti malam pesawat akan membawaku kembali ke tanah
air. Sudah kangen sama Emak. Halah! *Eh Serius
ding, walau Cuma 5 hari di Bangkok, sejujurnya sudah 6 bulan aku gak mudik*
#curcol.
Ada waktu 12 jam
sebelum aku pulang. Sempat terbersit angan untuk mengunjungi Floating Market di
Thaling Chang. Ternyata itu adalah pasar pagi yang tutup jam 10an. Punah sudah
asa untuk kesana. *ini kenapa makin
kesini, gaya tulisanku makin menjijikkan yak*. Wajar sih, namanya juga
kangen Emak. #Masih aja!
Ada paket wisata
yang menawari, rute Floating market dan Flower Market Pak Klong Talad dibandrol
THB 500 (Rp150.000) untuk setengah hari. Travel ini meliputi jemputan ke
penginapan, perjalanan sungai, makan siang, dan ke penginapan kembali.
Yang paket full day THB 800
(Rp240.000) dengan tambahan ke Bang Lamphu Market.
Kota Bangkok tampak dari Stasiun Sky Train. kombinasi Metropolis dan kota budaya |
Dusit Zoo adalah
kebun binatang yang di webnya tertulis sangat luas, 188.800 meter persegi.
Bandingkan dengan Ragunan yang Cuma 140 hektare alias 1.400.000 meter persegi.
Lebay memang promosi Dusit zoo. Kaga ada seujung kuku Ragunan udah sombong aja.
HTM di Dusit Zoo THB 100 (Rp30.000) untuk foreigner, untuk penduduk lokal THB
60 (Rp18.000). Bandingkan dengan ragunan yang Cuma Rp4.000 doang tambah dana
PMI gopek.
Di pintu depan
langsung disambut dengan kandang jerapah kurus. Ada gadis kecil bersama
neneknya sedang pose-pose dengan jerapah. Gadis kecil yang kalau kutaksir duduk
di kelas 5 SD itu memakai Hape Soner jadul untuk foto-foto. Sebenarnya gak ada
masalah sih dengan hape jadulnya. Masalahnya pas dia didekati sama jerapah, dia
menyuruh neneknya mengambil gambar. Pas jerapahnya nampak seksi, si nenek
menekan tombol memfoto. Eh yang kedengaran malah kayak bunyi bom sebelum meledak gitu. Ternyata
hapenya pakai timer. Si gadis kecil senyum sampe 15 detikan baru terdengar
bunyi “cekrek” di hape. Sebelum bunyi “cekrek”, si jerapah sudah kabur! Begitu
juga pas di kandang monyet, si gadis kecil foto pake timer lagi. Pengen sih
ngebantu si gadis, tapi apa daya, pas kulirik monitornya, hape itu beraksara
Thai! *gaptek beralibi aksara Thai*
Ada 2 jalan
untuk mengelilingi kebun binatang ini. Dengan jalan bawah atau lewat jembatan
yang melingkar di atas jalan sepanjang kebun binatang. Ada kuda nil yang jadi
idola pengunjung. Hewan yang kentut lewat mulut ini memang menggemaskan dan
menjijikkan. Kukira kulitnya lembek gitu, pas kuelus ternyata keras kayak kulit
kerbau. Dari kulitnya juga mengeluarkan keringat mulu.
Si lucu yang menjijikkan. |
Di Dusit zoo,
biawak diumbar di dalam. Jadi jangan heran biawak seukuran betis orang dewasa
yang tidak obesitas nyeberang jalan dan mendekati penjual makanan. Secara umum
sih, Dusit zoo gak terlalu beda dengan kebun binatang di Indonesia.
Nah, di depan
gerbang Dusit Zoo banyak berjejer kendaraan semacam bemo tapi lebih panjang dan
tanpa pintu. Itu adalah tuk-tuk. Tuk-tuk adalah kendaraan khas Thailand yang
sangat terkenal. Terkenal karena di penginapan, Grand Palace, toilet mal, dan pamflet
pinggir jalan selalu tertulis : “Don’t Believe Tuk-tuk although they friendly
like your family” atau sejenisnya.
Tuk-tuk, kendaraan khas Thailand yang perlu diwaspadai |
Aku yang pernah
nanya alamat ke tukang tuk-tuk, dibilang jaraknya bisa 30 menit jalan kaki,
makanya pakai tuk-tuk saja. Ternyata jaraknya Cuma 2 menit jalan kaki! Atau
ketika kubaca artikel tentang tuk-tuk, mereka biasanya menyesatkan bule dengan
memutar-mutar rute perjalanan dan kadang menyuruh membeli perhiasan dengan
rayuan manis padahal perhiasan itu palsu. *Untuk
point terakhir aku tak perlu risau, kaga ada duit buat beli perhiasan sih*
#bangga
Kami pulang ke
penginapan naik Taxi yang langsung berhenti di mulut gang seharga THB 100
(Rp30.000). Padahal naiknya lewat rute yang menurut pemilik hostel paling murah
Rp44.000. Jadi kalau berjalan lebih dari 3 orang, mending naik taxi deh. Jangan
lupa ditawar juga sih.
Uang Baht koin. Yang paling kecil hanya seukuran kancing baju. |
Tipsnya jika beli
Baht di Indonesia sedikit, belilah dolar Amerika. Jadi ketika Baht habis, bisa
menukar dolar itu dengan Baht. Aku kemarin sih malah untung lho. *walau Cuma untung Rp3.000, sedangkan rugi
nuker rupiah sekitar Rp400.000* #setidaknya masih untung sedikit (menghibur diri). Nah kalo tips biar
punya rupiah banyak, sampai saat ini aku juga belum nemu.
Pukul 9 malam
aku sudah di Bandara Suvarnabhumi. Serasa jadi Asthon Kutcher dalam film
“Valentine Day” ketika di pemeriksaan X-ray sepatu dan ikat pinggangku disuruh
lepas. Pengamanan yang maksimal. Bandingkan dengan Soetta yang ketika metal detector bunyi paling Cuma
digrepe-grepe dikit doang.
Maskapai yang
kupercaya mengangkutku adalah Maskapai Milik tetangga sebelah serumpun. *asek, Aselinya karena dapat murah aja sih*.
Saranku sih, jangan pernah check in
via online. Di bandara ada mesin self-check in. Kalau check in via online
sendiri maka bukti check in kita
harus diprint. Kalau enggak diprint berarti kita harus bayar Rp30.000! mending self-check in di bandara kan, print
bukti check in langsung ada. Bahkan mbak-mbak cantik siap membantu lho. Ehm…
Tepat tengah
malam aku sampai di bandara Soetta. Tengah malam, penumpang bejibun, eh
imigrasi cek Cuma membuka 3 pintu. Maka tak pelak lagi ngantri tengah malam
sampai sepanjang 200 meter itupun mentok tembok. 2 jam berdiri hanya untuk meminta
stempel. Sambutan yang Perfect.
Menanti setempel imigrasi, diambil dari tengah barisan. Perfect! |
“Seindah-indahnya dan semaju-majunya negeri orang, namun negeri terindah
untuk tinggal adalah negeri di mana keluarga dan sahat-sahabat yang dicintai
tinggal-Tutur Traveler”
Thanks to my best travel-mates:
Elsy : You are the best and helpful.
Devi: You are brave and tough girl
Akip: We are crazy!
it's been 9 years we have been together. cool!
Devi: You are brave and tough girl
Akip: We are crazy!
it's been 9 years we have been together. cool!
lanjutkan bang mantap kali.jangan patah semangat untuk jalan jalan dan foya foya hahahaaa
BalasHapusjordi: maksud loh???!!!
BalasHapushahhaha..
itu jalan2 ala backpacker nan hemat..
hahaha
yon...total infak, eh investasi, eh biaya yang dikeluarin berapee??
BalasHapusiguana, kapan jalan-jalan lagi? ikuuutttt..
BalasHapusseno:
BalasHapusgak mahal kok. apalagi kalo dapat promo
PP jkt_bangkok sekitar 1jt.
makanya kejar promo.
hehe
iguana:
yukkss..
ke belitung?
ajak windi dkk..
hehe