“Wow, banyak
sekali telaga indah seperti kolam renang kecil dengan air biru di bawah,” gumamku
dari atas pesawat yang beberapa saat lagi landing di Bandara Hananjoedin
Belitung. Kemudian aku tahu, itu adalah bekas kerukan tambang timah yang belum
atau tidak direklamasi. *Fiuh,,,Nyesel udah
melongo kagum*
Belitung,
sesuatu menunjukku ke sana. Tak kusangka di pulau mungil ini ada bandara dengan 5 penerbangan sehari ke Jakarta dengan waktu tempuh 50 menit. Dari bandara
menuju pusat kota sekitar 20 menit. Jangan kaget,Taxi di bandara adalah mobil
pribadi semacam avanza atau kijang dengan plat hitam. Untuk sampai ke kota
Tanjung Pandan merogoh kocek Rp25.000-Rp30.000. *Kemampuan menawar sangat penting!*
![]() |
Tugu di jantung kota Tanjung Pandan |
![]() |
Mercusuar Pulau Lengkuas, Ikon lain Belitung yang menakjubkan |
Belitung adalah
syurganya pantai di Indonesia Bagian barat! Jadi jangan harap melihat mal di
sana. *sarkasme banget gak sih kalimat
ini*. Pertama, tujuan kami adalah ke Pulau Lengkuas. Pulau kecil yang
terpisah dengan pulau Belitung. Butuh sekitar 40 menit menuju ke Tanjung
Kelayang dari Tanjung Pandan sebelum menyeberang ke Pulau Lengkuas. Karena di
Lengkuas tak ada penjual makanan, maka kami mencari makanan di pinggir jalan.
![]() |
Salah satu pantai tujuan traveling kali ini. |
Sabtu pagi, sangat sulit menemukan warung makan yang sudah buka. Akhirnya ketemu di Desa Tanjung Binga, warung makan kecil yang bahkan penjualnya masih motongin sayuran ketika kami datang. Terpaksa kami menunggu ibu itu menyelesaikan masakannya. Obrolan yang ramah dengan bahasa melayu meluncur dari bibir-bibir kami.
“Nanti kalau ada
teman-teman yang kerja bangunan mau makan, suruh makan di sini saja ya Dek.”
*Jleb* bagai keserempet motor matic
kreditan rasanya. Si ibu menganggapku kuli bangunan! Aku pergi dan tak menoleh
lagi walau si ibu melambai-lambaikan tangannya. *gak segitunya juga sih. Hihi*