Ceritera Traveling

Jumat, 08 Februari 2013

Menyusuri Kemilau Kota Macau

Grand Lisboa, Macau
Traveling kali ini akan mengunjungi kota Semenanjung di tepi barat muara Sungai Mutiara, Macau. Kota kecil yang pernah memiliki ikatan dengan Portugal dengan sejarah panjang dan unik. Kota yang luasnya hanya sekitar 27 km2 dengan jumlah Penduduk kurang lebih 560.000 jiwa di tahun 2012. Sangat seuprit untuk ukuran kota dengan bangunan-bangunan menjulang.
Bertolak dari Kuala Lumpur, sedianya pesawat berangkat pukul 17.15 dan sampai di sana pukul 21.00 waktu setempat. Namun apa daya, pesawat ganti jadwal, berangkat jadi pukul 19.00. Padahal penginapan belum dapat, niatnya mau on the spot saja.
Tiba di bandara Macau sekitar pukul 22.30. Landasan bandara Macau kiri-kanannya laut dan tampak kilau kemilau dengan cahaya lampu dari gedung-gedung yang menjulang. Keluar dari imigrasi, ternyata angkutan umum sudah gak beroperasi. Dan taxi adalah satu-satunya pilihan. Ah, hampir tengah malam di negeri orang memang selalu menorehkan cerita tersendiri. 
Taxi dari bandara Macau ke kota Metro Macau dekat hotel Grand Lisboa  sekitar HKD 70 (sekitar Rp.87.000). Mata uang yang berlaku di Macau ini bisa memakai Dolar Hongkong atau Mata uang Macau, MOP (Macao Pataca) dengan nilai yang setara, sekitar Rp.1.250 per Dolar/MOP-nya (Nopember 2012). 
Sebenarnya sudah ada list hostel yang bakal kami datangi. Salah satunya New Nampan Hotel di Main Road, Macau, Cina pas kami liat di webnya. Namun untuk ukuran long week end dan pukul 23.00 tengah malam, adalah hal yang tak mudah dapat kamar kosong. Ditambah lagi, jalan di sana sebagian besar hanya memakai dua aksara : aksara China dan aksara Portugis. Bah, kerasa banget feel Macaunya, fusi yang sempurna, ditambah dengan angin dingin menjelang bulan musim salju menusuk kalbu. Sungguh menimbulkan sensasi gelenyar tersendiri bagi warga dari negara tropis berkulit eksotis. Unforgetable. Bbbrrrrr......
Papan nama dan petunjuk di Macau, hanya aksara China dan Portugis
Setelah mencoba beberapa penginapan dan semua penuh, kami menyusuri jalanan Macau nan benderang yang memang kecil dengan gedung-gedung tinggi macam labirin.Dan akhirnya sampai di sebuah taman dekat hotel yang tampak masih ramai. kamipun nongkrong di kursi taman yang tampak tertata sebelum akhirnya gerimis jatuh,. dan kami turun ke basement taman yang ternyata adalah tempat parkir. Ada ruangan yang lumayan nyaman di dekat tangga. Lumayan untuk sekedar istirahat, menunggu datangnya fajar. Ah, aku benci pesawat ganti jadwal. Hiks.
Pagi-pagi kami bangun, menuju ke Hongkong dan 3 hari kemudian balik ke Macau lagi. Bus di Macau rutenya jelas, dengan ongkos dimasukkan di kotak semacam kotak amal di dekat pintu masuk bus atau ada semacam kartu yang tinggal tempel. Jalanan di Macau kecil dan sempit, namun tak ada macet. Awalnya kami berputar-putar di kota Macau setelah keluar dari Ferry terminal. Jalan utama bus itu melewati sirkuit yang biasa dipakai untuk Grand Prix Macau. Jadi apabila ada event itu, maka rute bus akan dialihkan. Pemberhentian bus di Macau jelas walau tak berupa halte. Malah hanya tangga saja dengan papan kecil berisi informasi bus, rute, dan harga. Sangat mudah ditemukan.
Malam di Macau sungguh memukau. Yang jadi ikon kota Metro Macau salah satunya adalah Hotel Grand Lisboa. Bangunan Hotel dengan desain cantik dan menjulang dengan lampu warna-warni gemerlap khas yang menarik.Bangunan ini merupakan salah satu Landmark Macau yang termasyur. Dan hampir semua gedung tinggi di Macau selalu gemerlap ketika malam menjelang. Lobby dan dalam gedung Grand Lisboa ini ya mirip-mirip dengan di film-film aksi ala Jackie Chan dan teman-temannya. Dengan interior canggih dan menarik. Amazing!
Hotel Grand Lisboa kala malam dengan kerlip lampu dan kehidupan malamnya
Satu lagi tempat menarik dan menawan di Macau yang tak boleh dilewatkan, The Venetian. Letaknya mudah dijangkau, cukup liat di papan informasi “halte” bus tadi, sudah terpampang nomor bus yang bertujuan ke The Venetian. Saking banyaknya bus di sana (Oh iya, di Macau tak ada angkutan massal macam MRT, semua pakai bus atau taxi) jadi sangat susah dihafal nomer busnya. Tapi yakinlah, kalau tidak buta aksara, rute di Macau tidak Sulit. Dan tentang The Venetian tadi, itu kombinasi mol, resort, hotel, dan tempat nongkrong. Adem bin Keren binti Lega!
Sungai dalam gedung The Venetian
Konsep The Venetian menyerupai Venessia di Italia. Di dalam Gedung The Venetian lantai 3 ada sungai lengkap dengan Gondolanya dengan atap biru menyerupai langit dengan berhias mendung putih kecil. Di kiri kanan sungai berjajar tempat hang out, tempat belanja, dan wahana bermain. 
Macau juga merupakan kota sejarah. Banyak bangunan-bangunan kuno khas Portugis yang unik. Dikombinasikan dengan nuansa glamour khas kota malam membuat Macau makin sejuk kala malam. Di Senado Square, pusat kota dengan bangunan gereja tua nan unik, gereja Santa Casa da Misericordia, The Museum of The Macau, sampai tempat makan dan belanja yang nyaman, serta alun-alun kecil yang biasa untuk perhelatan musik dan pentas seni lainnya. Sempurna!
Salah satu bangunan gereja di Senado Square
Kuliner Macau nan menggugah selera serta kaya rasa dapat dengan mudah dijumpai di tempat makan sekitar Senado Square, atau tempat-tempat lainnya. Bersantap malam di kota bersejarah, kaya budaya, menu dengan aneka citarasa, dan dengan lampu malam nan kemilau adalah one of the best moment in life. Selalu berkilaulah, Macau.








5 komentar:

  1. wtf? keramas? keramas itu buat "mimpi basah" bukan buat abis makan pork :|

    BalasHapus
  2. snip snip.
    ceritanya gantung nih yon...
    episode lainnya mana?

    BalasHapus
  3. di perjalanan pulang deket hostel ternyata ada restaurant muslim.. X_x

    BalasHapus
  4. christine,
    Itu lombanya pake blogspot gak apapa mbak?
    soalnya ada kalimat :

    "Bagi para blogger (blogspot atau wordpress)Saat submit di VIVAlog harus diberi tanda di judul dengan [Macau]."

    gak harus platform viva?

    mohon infonya...

    BalasHapus