Ceritera Traveling

Kamis, 12 Januari 2012

Mengintip Pesona Jawa Timur ( Edisi Malang, Batu, dan Surabaya )

          Jawa Timur itu identik dengan panas serta bahasa yang cenderung kasar untuk klan Jawa. Eits, tunggu dulu. Jangan percaya sebelum membuktikannya dengan kulit dan telinga sendiri!
Tugu Pelangi di Surabaya
Traveling kali ini, Aku terbang ke bandara Juanda di Surabaya padahal tujuan utamaku adalah Malang dan Batu. Di Malang sebenarnya ada bandara namun kecil. Hal ini membuat harga tiketnya tidak kompetitif karena sedikitnya penerbangan. Aku dapat promo Jakarta-Surabaya Rp267.000.
Dari bandara Juanda ke kota Malang aku naik travel plat hitam yang dibandrol Rp80.000 dengan jarak tempuh sekitar 2 jam. Aku sampai di Malang ketika adzan magrib berkumandang. Brrr…! Dengan cuaca mendung dan angin sore, wajah lecekku seperti dielus oleh tangan lembut seorang ibu. Syahdu. Halah…
Kota Malang, kota yang tak terlalu besar tapi cukup ramai dan padat. Yang kusukai dari kota ini adalah banyaknya tempat nongkrong, dan seperti kota pelajar lainnya, anak mudanya cederung dinamis. Untuk tempat nongkrong dan tempat makan, banyak sekali pilihan. Dari lesehan pinggir jalan sampai tempat makan berkelas. Makan malam ini aku pilih bebek goreng pinggir jalan Bendungan Siguragura. Dengan porsi bebek gede dan sambal khas Jawa Timuran pedas yang dicampur biji wijen ditambah terong goreng, sungguh menjadi suguhan pembuka yang elegan di lidah. *elegan?*
Ketika malam dingin merayap di Malang, kamipun merayap pula ke Tugu kota Malang. Sebuah Tugu di tengah bundaran kolam teratai tepat di depan kantor walikota Malang. Dalam suasana redup, ngopi sambil nongkrong di tepi kolam, memandang Tugu yang menyala, dan gerombolan ababil bergitar di tepi kolam, jadi inget masa muda. Hehe…
Sekitar jam 9 malam, lampu di Tugu padam. Menjelang malam sepertinya ada geliat baru yang tidak baik untuk anak di bawah umur. *Selain juga takut penyakit masuk anginku kambuh sih, hehe*. Segera kami cari tempat kongkow enak di halaman Hotel Sahid Montana, di café D’cinnamons. Nongkrong dan ngobrol santai dengan para sahabat diiringi  alunan musik syahdu, tempat nyaman dengan interior asyik, roti keju, European cake, dan coffee latte. Mantap. Latte dalam bahasa Italia artinya susu, * halah, jadi aku Cuma minum kopi susu doang sih aselinya,*. Kongkow-kongkow sampai tengah malam kemudian aku ke rumah temannya teman untuk menginap. *Free Rider abis!*
Tujuan Utama Traveling kali ini
Pagi-pagi sekali aku tidak bangun. Bahkan sebelum ayam berkokok aku juga belum bangun. *ini apa-apaan yak*. Hari ini aku akan keliling kota Malang. Hal yang aneh dariku adalah, sangat suka mengunjungi kampus-kampus terkenal di suatu kota. Maka aku putuskan mengunjungi Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya. Kalau lihat kampus itu bawaannya adem dan ngerasa masih muda aja sih. Hoho…
Cui mie Malang ajib.
Selanjutnya, Masuk ke Malang Town Square mencicipi Cui Mie. Cui mie adalah mie khas Malang, dengan kerupuk pangsit sebagai mangkoknya dan toping jamur enak sebagai pelengkapnya.  Menjelang malam saatnya menikmati bakso Malang Bakar di Jalan Trip. Ramainya Naudzubillah. Baksonya enak dengan pelayanan sangat amazing. Serasa di hotel saja, dengan pelayan berseragam formal dan ramah. Setelah pulang dari bakso bakar, tiba-tiba kangen dengan nasi. Akhirnya kami berniat mampir di bebek goreng lagi. *benar-benar kuliner brutal*. Untungnya sudah tutup karena malam, tapi kami tak putus asa, kami cari di tempat lain. Dan masih ada yang buka!
Esoknya, kami meluncur menuju Kabupaten Batu. Batu lebih dingin daripada Malang. Jaraknya hanya sekitar setengah jam dari kota Malang. Berhenti di Alun-Alun Batu dan kembali mencicipi bakso Malang, Bakso Arif. Lumayan banyak cabangnya Bakso ini. Tidak berhenti sampai disitu, kami memburu susu pasteurisasi dan Yogurt Jelly di KUD Ganesha. Dengan aneka rasa yang menggunggah selera orang maruk! Hihi…
Perjalanan dilanjutkan ke Perkebunan apel. Dengan jalan ala pegunungan, hawa sejuk, dan panorama indah sampailah di pertigaan Taman Rekreasi Selecta. Setelah bertemu dengan Paguyuban Petani Apel kami diajak ke TKP. Kebun apel siap petik dengan harga masuk Rp20.000 dan bebas makan sepuasnya! Bahkan diantara kerumunan pohon apel itu, ada pohon jeruk yang juga siap dipetik buahnya.
Apel Malang siap petik
Ada 4 jenis apel malang, Manalagi dengan warna hijau, Rumbeauty yang berwarna hijau dengan sedikit warna merah, Ana dengan merah dan kuning dengan bentuk agak kecil dan berasa agak asam, dan Kwanlin yang merupakan apel paling enak dengan warna mirip manalagi cuma agak kusam dan ada sedikit bintik-bintik. Bila ingin memakan apel tanpa dicuci adalah dengan memeperkan ke celana jeans biar pestisidanya bersih. Rasa apel yang renyah, segar, dan manispun meledak dimulut.  *faktanya aku malah kebanyakan makan jeruk* Untuk oleh-oleh, buah dipetik sendiri dan ditimbang oleh penjaga. Harga per kilo Rp10.000. Ada juga keripik apel, keripik nangka, dan keripik tempe.
Sate Kelinci di Batu
Menjelang sore kami pulang ke penginapan di dekat Pemkot Batu. sebuah penginapan kecil dibandrol Rp100.000 per kamar yang kami isi bertiga. Tak lupa makan sore kami mencoba sate Kelinci di dekat gerbang selamat datang Batu. Tekstur daging lembut yang katanya bikin “keras”. *halah,ada-ada aja ini promo warung*. Dengan pondok-pondok kecil, menu seabreg, dan bale-bale nyaman rasanya ingin berlama-lama di warung ini dan tidak bayar! Hmm…
Setelah istirahat di penginapan sebentar, kami  menuju Batu Night Spectaculer (BNS). Dengan Rp12.000 bisa masuk namun tidak bisa menikmati wahana yang ada. Tiap masuk wahana harus bayar lagi. BNS ini sejenis Dufan tapi versi ketengan. Jam 8 masuk, semua wahana rame, kecuali wahana Rhodeo. Wahana dengan patung banteng jingkrak-jingkrak ini benar-benar sepi peminat. Setelah keliling BNS, melihat keramaian, masuk rumah hantu, dan poto-poto di Taman Lampion, kami mulai menginginkan sesuatu yang berbeda. Jam 10 malam dan wahana Rhodeo masih sepi. Mbak penjaganya sampai terlihat ngantuk.
Kutoel temanku, kuajak nyobain Rhodeo. Mereka setuju dan batu gunting kertas siapa yang pertama. Ternyata aku dapat yang pertama. Kalau tidak jatuh diombang-ambingkan si banteng dalam waktu 120 detik maka menang dan dapat tiket gratis. Dengan pengalamanku menggembala sapi, aku naiki si Rhodeo. Aku pegang tali kuat-kuat, dan si mbak memencet tombol mulai. Aku diputar-putar dan dipontang-pantingkan si banteng, dan kupeluk punggung Rhodeo kuat-kuat. Aku diombang-ambingkan kian kemari, kurangkul dengan kakiku lebih kuat, dan di detik 45 aku mencelat dari Punggung banteng diiringi tawa bergemuruh dari penonton. Ternyata aku ditonton puluhan pasang mata. Di antrian wahana, sudah berbaris peminat wahana Rhodeo. Astaga! Pas aku berdiri, kurasakan perih di dengkul dan paha atas. Ternyata lecet-lecet. Hufh. Tepat tengah malam kami pulang ke penginapan.
Dingin-dingin panas di Cangar
Esoknya, pagi-pagi buta kami sudah bangun. Bahkan sebelum ayam berkokok kami sudah bangun. *ini baru bener*. Tujuan pagi ini adalah mandi di pemandian air panas Cangar. Jaraknya dengan kota Batu sekitar 30 menit. Dengan jalanan yang berkelok, kebun kol, dan wortel maka tibalah di sebuah gerbang kayu. Beberapa kolam yang uapnya mengepul terpampang di depan mata saat badan menggigil kedinginan. Aliran air dari puncak gunung yang panas ditampung di kolam dan merupakan air terpanas. Dari situ dialirkan ke kolam-kolam lain. Begitu ganti baju langsung nyebur di kolam terpanas. Awalnya terasa terbakar sih, kemudian mulai terbiasa, selanjutnya malah mulai kedinginan lagi. Brr…!
Pulang dari pemandian air panas, kami segera packing menuju kota berikutnya, Surabaya. Dari Terminal Arjosari Malang kami menuju terminal Bungurasih yang menelan waktu 2 jam. Setelah melalui  lautan lumpur, rumah-rumah tak berpenghuni, dan rasa lapar sampailah di daerah Juanda. Usai  istirahat sebentar, segera aku meluncur mencari bebek yang terkenal di jalan Nginden. Warung bebek 78 dengan gedung agak kecil tapi pengunjung padat jadi pilihan. Rasa bebeknya gurih dan empuk menjadi daya pikat, kecuali sambalnya yang sangat pedas.
Gokart dalam keremangan
Usai makan, saatnya menikmati kota buaya kala malam. Hinggap di Tugu Pelangi yang isinya orang pacaran, mampir di Universitas Airlangga, dan nyicipin dua porsi sate kelapa di jalan Dharmawangsa. Sate pinggir jalan rasa tengah jalan! Enak dan empuk serta gurih. Setelah sate tinggal tusuknya, kuputuskan memacu adrenalin di wahana gokart di Giant Nginden. Memacu adrenalin di sini karena wahana ditutup pukul 22.00 tapi jam segitu kurang beberapa menit aku baru masuk parkiran Giant. Dengan sedikit ngos-ngosan aku merayu mbak-mbak penjaganya. Tatapan memelas kami ternyata berbuah manis, kami dikasih kesempatan. Rp25.000 untuk 20 menit. Dengan mesin menderu-deru, mulailah perjalanan gokart. Wusss…
Paginya, aku ke bandara. Jadwal penerbanganku pukul 08.00, tapi jam 07.00 aku sudah di bandara. Masuk ke ruang tunggu di gate yang ditentukan. Masih sepi. Aku santai-santai di ruang tunggu sambil ngotak-atik gadget. Sampai pukul 07.50 belum ada yang antri di gate. Hingga suara kenceng menyadarakanku, “Panggilan kepada Bapak *cencored* diharapkan naik ke pesawat xxx”. Aku segera lari tunggang langgang menuju pintu dengan penjaga bermuka galak.
“Sampeyan ini gimana. Kalau ndak lari ditinggal. Cepat lari!” kata si mas dengan logat kental.
Begitu masuk pesawat, pintu langsung ditutup. Aku mencari tempat dudukku. Begitu ketemu, dan aku hendak meletakkan tas di atas, pesawat sudah mulai jalan. *Yah, aku melewatkan mbak-mbak pramugarinya memberi informasi cara menggunakan sabuk pengaman deh!*. Jadi, minat ke tinggalan pesawat? Eh, minat jalan-jalan ke Jawa Timur?

5 komentar:

  1. Kota malang memang memiliki banyak tempat wisata.. wisatawan yg akan berlibur disana pasti ada juga yg kebingungan cari hotel murah di malang.. coba klik link berikut jika ada yg sedang mencari hotel di malang http://dparagon.com/hotel-murah-malang/

    BalasHapus
  2. Haha catatan perjalanan yang agak baik . Cuma patut di kasi nama tempat penginapan dan harganya untuk bakal2 pelancong yang ingin kesana

    BalasHapus
  3. Haha catatan perjalanan yang agak baik . Cuma patut di kasi nama tempat penginapan dan harganya untuk bakal2 pelancong yang ingin kesana

    BalasHapus
  4. Haha catatan perjalanan yang agak baik . Cuma patut di kasi nama tempat penginapan dan harganya untuk bakal2 pelancong yang ingin kesana

    BalasHapus
  5. Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau ada ke bohongan sy sama sekali. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang sy takut hubungi nomer trsebut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan dana hibah maupun melalui anka nomer togel. Setelah sy telpon melalui whatsApp untuk dengar arahan nya. bukan jg larangan agama. Tergantung dari keyakinan dan kepercayaan saja. Biarlah Orang pada ngomong itu musrik hanya tuhan yg tau. mungkin ini salah satu jalan rejeki sy. Syukur Alhamdulillah melalui bantuan beliau benar2 sudah terbukti sekarang. Amin

    BalasHapus