Belitung masih
menyimpan banyak sisi yang perlu dikuak. Ketika di Jantung Kota Tanjung Pandan,
aku mengunjungi pantai Tanjung pendam. Pantai yang hanya berjarak kurang dari 2
km dari Tugu Batu Satam. Untuk ukuran pantai di kota, Tanjung Pendam lebih bagus
jika dibandingkan dengan Pantai Ancol deh. Haha…*Ini perbandingan atau apa*
Dari pantai
Tanjung Pendam, dapat dilihat sunset dengan sempurna jika tidak mendung. Di
tepi pantai ini juga banyak wahana olahraga seperti jogging track, lapangan yang biasanya dipakai latihan break dance,
dan jalur sepeda, serta lapangan futsal yang seperti tidak terurus. Pas aku
keliling pantai, kulihat gerombolan cewek berparas menor, ngerokok, berambut
pirang, ber-hotpant ria, dan ketawa-ketiwi di sekitar pantai. *Profesi mereka apa coba? Yang jelas bukan
pemadam kebakaran atau penjual pecel keliling, hihi*
Tanjung Pendam, Pantai sunset tengah kota. |
Pantai Tanjung
Pendam kala senja dengan angin pantai sejuk, burung camar, garis pantai surut,
dan anak-anak kepiting imut yang migrasi mendekati air sungguh elok. Walau
kadang di tepi pantai ada sampah, tapi tak sedikitpun mengurangi kesegaran es
kelapa muda di pondok-pondok tepi pantai. *Lah?*.
Pantai ini sangat cocok dikunjungi ketika baru sampai di Belitung sebelum
melihat pantai-pantai lainnya. *Alamat
kebanting kalau sudah lihat pantai-pantai di Belitung*
Di Belitung tak
melulu pantai sebagai spot yang layak dikunjungi. Ada Gunung Tajam yang
berjarak sekitar 45 menit dari kota. Nama kerennya sih gunung, tapi aselinya
Cuma sebuah bukit agak tinggi di tengah hutan. Untuk mencapai kesana harus
masuk hutan dengan jalan aspal berkelok dan pepohonan rimbun dikiri kanannya, sesekali
dihiasi monyet atau tarsius. Sungguh alami…
![]() |
Wisata gunung di negeri pantai |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkj_EU-c0b_UdUg-vhuyRLk7P-ByHjWR-nnfrbOLu1YVWsKN8JBL74G0Msc0H-6lU7DW9Ir7AaL-PGoA6DMciR1teJcgfcCJWuidr_ONWWcKXiqq30tU6HK-FNrSxCYvCxAtBvotfm_zU/s320/IMG00035-20110326-1151.jpg)
Puas ceburan
dengan ikan-ikan yang katanya penunggu air terjun itu, *ya iyalah penunggu, orang mereka gak bisa kemana-mana* aku lanjutkan
dengan pendakian menuju hulu. Proses pendakian yang agak licin tapi penuh
tantangan dimulai. Batu berlumut dan arus yang menggerojok menjadi tantangan tersendiri. Hingga sampailah di
jembatan kecil dekat sebuah kuburan tua. Mitosnya sih, keturunan Palembang gak
boleh datang ke Gunung Tajam.
Setelah cukup
main air dan makan siang, maka saatnya pulang ke Tanjung Pandan. Ketika motorku
melintasi jalanan licin nan lengang tengah hutan, tiba-tiba di tengah jalan ada
sesosok mahluk menghadang. Owh, ular ternyata, segede lengan orang dewasa
dengan kepala terangkat dan tampak lebar dan pipih. *Hah! Itukan King Cobra..hiiii*
Usai wisata
hutan, saatnya menikmati kota Tanjung Pandan. Di kota Tanjung Pandan ada museum
yang ternyata isinya malah kayak kebun binatang. Dengan membayar Rp2.000 maka
aku masuk. Awalnya sih gedung agak kecil dengan isi layaknya museum, lemari
dengan isi barang-barang langka peninggalan zaman dulu serta sebuah buaya yang
diawetkan. Begitu bangunan habis, ada lapangan di belakang. Seperti taman
dengan kerangkeng berisi hewan aneka rupa. Ada ular korengan, burung-burung,
kura-kura, dan buaya. Kalau yang terakhir banyak sekali di situ. Maklum,
Belitung memiliki banyak buaya.
![]() |
Salah satu tempat ngopi di Tanjung Pandan. Kecil tapi padet! |
Nah, kembali ke
Manggar, tepatnya di Desa Gantung daerah asalnya si Laskar Pelangi. Pas udah
jauh-jauh jalan dari Tanjung Pandan, sampailah di SD Muhammadiyah yang ternyata
hanya replika untuk keperluan syuting. Bentuknya sih sama, Cuma ya gitu,
bangunan SD doang! Trus kenapa? Ya itu, masa jauh-jauh jalan hampir 2 jam hanya
lihat gedung SD tua di tengah belukar gitu? Untungnya teman-teman travelingku
pada asyik. Setidaknya rasa penasaran akan SD Laskar Pelangi itu sudah
terobati. Walau ya gitu deh…
Ketika akan
pulang, sempat terpikir untuk membawa sesuatu dari Pulau penghasil timah ini. Banyak
juga toko oleh-oleh, dari oleh-oleh kaos, makanan seperti pletek, kerupuk telor
cumi, kerupuk udang, kempelang, teripang, terasi udang khas, kuda laut kering, sampai
sari jeruk kunci yang asemnya bikin bulu rhoma berdiri. *Bulu Rhoma?*. Untuk makanan, sebagian besar adalah olahan ikan,
agak mirip dengan kerupuk dan makanan dari Palembang. Kalau untuk kuda laut
kering, bisa dipakai untuk menyelesaikan mbak-mbak menor di Pinggir Pantai Yang
tadi. Minat? #eh.
Di Bangka dan Belitung memang warga suka menyebut bukit yg ada di wilayah mereka dengan 'gunung', padahal ya ketinggiannya gak nyampe untuk disebut gunung :D
BalasHapusDi Manggar sempat naik ke Bukit Samak gak? :) Gak begitu jauh kok dari replika sekolah si Ikal dkk.
Mmmm.. ngeliat foto kuda laut kering di atas... hiks kok malah gak bikin nafsu ya gegara bentuknya itu, bikin geleuh... hehehe
Oya, saya baru mau ngaktifin blogspot saya. Visit2 ya if u hv spare time :D tq
iya mbak, orang sini nyebut bukit aja gunung, hehehe
BalasHapusyang manggar blm mbak, blm sy eksplore, wah lain kali mau saya coba.
bisa pake mobil gak mbak naiknya?
hahhaa, kasian liat kuda laut itu mbak..
tp ya gimana lagi..saya tak berdaya mencegah itu semua.
#halah
oke oke, kasih link-nya saja mbak, saya pasti visit.
thanks lho penulis buku terkenal "Birunya Langit Cinta" mau visit blogku
*terharu*